Powered By Blogger

Minggu, 08 Mei 2011

Bahan & fungsi Bahan dalam pembuatan roti


BAHAN & FUNGSI BAHAN DALAM PEMBUATAN ROTI

1.            TEPUNG TERIGU

Bahan utama dari tepung terigu adalah gandum. Sampai sekarang belum ada bahan dasar lain sebagai pengganti gandum untuk membuat terigu, karena gandum adalah satu-satunya jenis biji-bijian yang mengandung GLUTEN. Yaitu protein yang tidak larut dalam air, mempunyai sifat elastis seperti karet dan merupakan kerangka dari roti. Sehingga pada pembuatan roti adanya gluten merupakan suatu syarat mutlak yang harus dikandung oleh terigu.

Tepung terigu merupakan jaringan dan kerangka dari roti sebagai akibat dari pembentukan gluten. Protein yang terkandung di dalam tepung terigu yang tidak larut dalam air akan menyerap/mengabsorpi air dan membentuk glute dimana akan menahan gas yang dihasilkan dari pekerjaan yeast.

Jenis-jenis Gandum :
a.            Gandum SOFT atau Lunak
Mempunyai jumlah protein sedikit dan mutu yang kurang baik (sifat elastisitasnya kurang dan mudah putus).
Ciri-ciri gandum jenis ini adalah :
·                       Kulit luarnya berwarna kuning atau merah
·                       Kadar proteinnya rendah
b.            Gandum HARD atau Keras   
Mempunyai jumlah protein yang lebih banyak dan mutu yang lebih baik (sifat elastisitasnya baik dan tidak mudah putus).
Ciri-ciri gandum jenis ini adalah :
·                     Kulit luarnya berwarna coklat
·                     Kadar proteinnya tinggi
Penentuan jenis gandum ini ditinjau dari segi jumlah dan mutu proteinnya.
Jenis-jenis tepung terigu yang terdapat dipasaran :
1.            Tepung terigu dengan kadar protein 12.5%-14.0%.
         Terigu jenis ini dihasilkan dari penggilingan 100% Endosperm dari jenis gandum Hard yang  mempunyai sifat gluten yang lebih kuat,dan  daya  serap terigu terhadap air tinggi dan kadar abu relatife rendah. Digunakan untuk membuat roti-roti istimewa.   
         Ex. Cakra Kembar Emas, Kereta Kencana Emas
2.            Tepung terigu dengan kadar protein minimum 12%
         Dihasilkan dari penggilingan camouran 100% gandum jenis Hard dan mempunyai sifat gluten yang kuat. Digunakan untuk membuat roti & mie instant.
         Ex. Cakra Kembar, Kereta Kencana
1.            Tepung terigu dengan kadar protein 10% - 11%
Dihasilkan dari penggilingan campuran gandum jenis Hard & soft dan mempunyai sifat gluten yang sedang. Digunakan untuk membuat mie, kue-kue dan keperluan rumah tangga.
Ex. Segitiga Biru, Gunung Bromo
2.                Tepung terigu dengan kadar protein 9% - 10%
Dihasilkan dari penggilingan campuran gandum jenis Hard & Soft dan mempunyai sifat gluten yang sedang. Digunakan untuk membuat mie dan cake.
Ex. Segitiga merah
3.                Tepung terigu dengan kadar protein 8% - 9%
Terigu jenis ini dihasilkan dari penggilingan 100% gandum jenis Softdan mempunyai sifat gluten yang lemah. Digunakan untuk membuat cake, biscuit, cookies dan kue kering.
Ex. Kunci Biru
4.                Tepung terigu dengan kadar protein 8.5% - 9.5%
Dihasilkan dari penggilingan 100% gandum Soft dan mempunyai sifat gluten yang lebih lemah. Digunakan untuk membuat cake, cookies, wafer dan campuran makanan yang digoreng.
Ex. Semar

1.            AIR

Hydrasi adalah fungsi utama dari air dalam pembuatan roti, Air meningkat protein membentuk gluten dan membentuk gluten dan mengikat kanji membentuk gelatin dengan adanya panas. Ia juga benfungsi sebagai pelarut dari bahan-bahan misalnya : garam, gula, susu dll.
Air adalah bahan yang terpenting dalam proses pembuatan roti, karena hanya dengan air dimungkinkannya terjadi suatu adonan roti.

Adapun macam-macam air sebagai berikut :
a)Air Lunak                            0 – 50   ppm mineral
b)Air sedang                          50 – 100 ppm mineral
c)Air sadah                             > 100 ppm mineral
               d)Air Alkali

Efek dari tiap-tiap jenis air tesebut dalam adonan roti :

1).     Air Lunak 0 – 50 ppm mineral

Biasanya akan menghasilakan adonan yang lunak dan lengket sebab tidak adanya mineral yang memperkuat gluten.
Sebagai akibat absorpsi air akan berkurang sampai sekitar 2% untuk mendapatkan adonan yang mudah dikerjakan.
2).     Air Sedang 50 – 100 ppm mineral
Adalah jenis air yang dipandang paling cocok untuk pembuatan roti dimana sebagian dari garam-garam itu berfungsi penguat gluten dan juga sebagai makanan dari yeast.



               3).     Air Sadah > 100 ppm mineral
Jenis air ini mengandung terlalu banyak garam-garam mineral yang akan menghambat fermentasi karena penguat gluten yang berlebihan.
Koreksi : Pengurangan Yeast Food dan pemakaian malt.
               4).     Air Alkali
Jenis air ini tidak baik untuk pembuatan roti karena kelebihan dari garam-garam alkali akan menetralisir keasaman yang terbentuk selama fermentasi yeast. Aktifitas dari enzim dalam adonan roti sangat dipengaruhi oleh pH medianya. PH optimum untuk enzim supaya bekerja baik yaitu antara 4 – 5 dan nyata bahwa air alkali akan menaikkan pH adonan di atas pH optimum dari aktivitas enzyme sehingga akan berpengaruh tahap proses fermentasi.
Koreksi : Penambahan asam atau garam asam misalnya : asam cukak, asam laktat, monokalsium phosphat.

2.            YEAST

Yeast berfungsi untuk mengembangkan adonan dengan menghasilkan gas CO2 dan memperlunak gluten dengan asam yang dihasilkan dan juga memberi rasa dan aroma pada roti.

Yeast adalah sebagai micro-organisme dari jenis Saccharomyees Cerevisiae.
Yeast merupakan tumbuhan bersel satu yang tergolong ke dalam keluarga cendawan.

Peragian adalah istilah umum yang mencakup perubahan gelembung udara dan yang bukan gelembung udara (aerobic dan anaerobic) yang disebabkan oleh mikro-organisme dan termasuk produksi gas karbondioksida, alkohol, asam dan hasil sampingan lainnya.

Syarat-syarat yang diperlukan untuk baking :
1).     Yeast harus menghasilkan gas CO2 dan pada saat adonan itu diaduk sampai pada saat yeast dimatikan oleh temperatur oven dan pada saat yang sama yeast harus dapat memenuhi beberapa syarat yang berhubungan dengan aksi dari yeast itu terhadap konsistensi adonan.
2).     Yeast harus sehat, mempunyai warna yang bagus dan kwalitet penyimpanan dan harus mudah larut dalam air.
3).     Terakhir tetapi yang terpenting syarat dari no. 1 dan 2 harus diperhatikan konstan pada setiap saat.
·         Memandang syarat 1 & 2 telebih dahulu, adalah sangat penting bagi para pembuat roti untuk mengetahui bahwa yeast yang dipakai selalu mempunyai kecepatan yang sama dan memberikan hasil yang sama pada setiap adonan dengan proses bahan-bahan yang tidak berubah.




·         Meskipun yeast dipakai dalam jumlah yang relatife sedikit dalam adonan roti sehingga ia tidak mempengaruhi warna roti yang dihasilakan tetapi para pembuat roti selalu memilih warna yang baik dan mudah.
·         Kualitet penyimpanan adalah sangat penting, dimana banyak pembuat roti yang ingin dapat menyimpan yeastnya beberapa hari pada hampir disetiap tempat.
Tetapi pada saat sekarang ini banyak yang dapat menyimpan yeast di dalam lemari pendingin/kulkas.
·         Pada saat ini para pembuat roti sudah dapat memakai Compressed yeast yang dapat langsung ditambahakan dalam adonan seperti bahan-bahan lainya dengan memberikan hasil yang memuaskan.
·         Sekarang timbul pertanyaan tentang pembentukan gas dalam adonan dan aksi dari yeast pada konsistensi adonan. Adonan yang matang adalah hasil reaksi dari tepung, air, yeast dan/tanpa garam   
atau bahan-bahan lain. Karenanya kita harus mengerti sifat dari campuran tepung dan air dan sifat dari yeast.

                        Volume roti dapat tergantung dari dua faktor utama :
1).  Hasil CO2 gas selama pengembangan adonan.
2).  Sifat/karakteristik dari protein untuk menahan hasil-hasil gas yang terbentuk.
·         Dipandang dari kemampuan tepung untuk menghasilkan gas CO2 :
Tepung mengandung sedikit sekali gula yaitu sekitar 0.5% - 1%. Gula yang dipakai oleh yeast untuk menghasilkan CO2 adalah maltosa yaitu kemampuan untuk membentuk suatu film yang elastis dari gluten tersebut sehingga dapat menahan gas CO2 yang dihasilkan dari reaksi yeast dan gula dan menghasilkan volume dan remah roti yang baik. Sifat ini merupakan sifat gluten selama adukan, fermentasi dan pemanggangan/baking yang menentukan kualitet roti yang dihasilkan.
Pengembangan dari gluten dapat dilakukan secara mekanis/fisik atau secara kimiawi atau secara kombinasi keduany.
·         Gas yang dihasilkan itu adalah hasil kerja daripada enzyme dalam yeast itu mengubah maltosa (dalam tepung) menjadi glukosa dan mengubah gula-gula lain menjadi alkohol dan gas CO2. Adalah sangat penting bahwa pekerjaan enzyme itu terus menerus dan merata selama adukan, fermentasi, proving dan pemanggangan (pada saat yeast terbunuh oleh panas oven). Alkohol yang dihasilkan bersama-sama dengan fermentasi yang lain misalnya asam, ester dll, memberikan rasa dan aroma yang khas pada roti yang masak benar.
·     Sangat sukar dijelaskan apakah yang dimaksud dengan aksi dari yeast terhadap konsisitensi adonan. Sudah diketahui bahwa yeast mempengaruhi konsistensi  gluten selama penyediaan adonan. Yeast cell yang rusak atau yeast yang rusak atau yeast yang tidak sehat akan menyebabkan gluten sebagaimana dapat disebabkan oleh enzyme proteolitik yang terkandung dalam yeast dan tepung.

                       


Ada 3 macam yeast yang kita ketahui di Indonesia :
1)      Compressed Yeast
Mengandung sekitar 70% kadar air. Karena mengadung relative banyak air maka yeast harus disimpan pada temperatur yang rendah dan merata untuk mencegah hilangnya daya pembentuk gas. Makin dekat temperatur penyimpanan pada titik beku air, maka makin lama yeast itu dapat disimpan tanpa menunjukkan perubahan yang nyata.
Dari penyelidikan effek penyimpanan compressed yeast selama 3 bulan pada temperatur (-18ºC0), (-6,7ºC), (-1ºC) dan 7ºC, disipulkan bahwa temperatur  (-1ºC) merupakan temperatur yang terbaik dimana yeast tidak membeku pada temperatur tersebut.  
2)      Active Dry Yeast
Mengadung kadar air sekitar 7,5% dengan sendirinya akan lebih tahan dalam waktu penyimpanan yang lebih lama dibanding dengan compressed yeast dengan kadar air 70% dan juga mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap keadaan tempat penyimpanan yang buruk.
Bila temperatur penyimpanan sekitar 21 – 27 ºC dry yeast dapat tahan sampai beberapa minggu. Bila disimpan pada 5.6ºC dapat tahan sampai beberapa bulan. Faktor utama yang mempengruhi rusknya active dry yeast dalam penyimpanan adalah karena terjadinya oksidasi dari lipid yang terkandung dalam yeast. Stabilitas penyimpanan dapat diperpanjang  sampai satu tahun dengan pengepakan dalam kondisi vakum atau dengan perlindungan gas Nitrogen.
Waktu penyimpanan yang lebih lama yang dapat dicapai bila pengemasan dilakukan dalam kondisi vakum atau dengan perlindungan gas Nitrogen dan disimpan dalam lemari es. Active dry yeast memerlukan perendaman dalam air terlebih dahulu sebelum dipakai,  paling sedikit 4 : 1 (4 kg air untuk merendam 1 kg dry yeast).
Temperatur dari air yang dipakai untuk merendam sekitar 40ºC, dibawah 35ºC aktivitas yeast berkurang dengan cepat karena adanya zat padat dalam cell yeast yang keluar dari cell yeast. Juga diatas 45ºC yeast mulai berkurang aktifitasnya karena panas.
Perendaman dalam air ini boleh dilakukan dengan penambahan yeast food dll. Waktu yang diperlukan untuk merendam sekitar 10 menit atau lebih. Selama perendaman dry yeast sejumlah kecil dari zat yang terdapat dalam cell yeast akan keluar dan masuk ke dalam larutan, satu diantaranya adalah glutathione yang memberikan sifat elastis dan pelunakan adonan. Karenanya adonan yang dibuat dengan dry yeast memerlukan lebih banyak bahan pengoksidasi daripada adonan yang dibuat dengan compressed yeast, mungkin 2 – 3 kali bromate untuk hasil yang optimum.
Meskipun memakai cukup banyak bahan pengoksidasi active dry yeast akan menyebabkan pengurangan dalam waktu aduk.
Stabilitas dari active dry yeast sangat dipengaruhi oleh kadar air/kelembaban yang di serap dari atmosfer dan temperatur yang tinggi, karenanya harus disimpan dalam tempat yang kering dan dingin.   


3)      Instan Dry Yeast
Adalah hamper sama dengan active dry yeast, hanya instan dry yeast tidak perlu direndam dahulu di dalam air sebelum dipakai, dapat dicampurkan langsung dalamtepung seperti bahan-bahan lainnya. Penyimpanan instans dry yeast juga harus diperhatikan, simpan ditempat yang dingin, jauhkan dari oven atau arena yang panas. Kalau bungkus sudah terbuka isinya harus dipakai secepat mungkin.   

3.            GARAM

Dalam pembuatan roti, garam adalah bahan utama untuk mengatur rasa. Garam akan membangkitkan rasa pada bahan-bahan lainnya dan membantu membangkitkan harum dan meningkatkan sifat-sifat roti. Garam adalah suatu bahan pemadat (pengeras). Bila adonan tidak memakai garam maka adonan itu akan agak basah. Garam memperbaiki butiran dan susunan roti akibat kuatnya adonan, dan secara tidak langsung berarti membantu pembentukan warna, butiran dan susunan roti.

Fungsi Garam :
1).  Menambah rasa gurih.
2).  Membangkitkan rasa bahan-bahan lainnya.
3).  Mengontrol waktu fermentasi dari adonan beragi.
4).  Menambah kekuatan gluten.
5).  Mengatur warna kulit roti.
6).  Membantu menghindari bakteri-bakteri dalam adonan.

Pemakaian garam lebih rendah dari 0.5% biasanya akan memberikan rasa hambar pada roti dan pemakaian garam di atas 1% akan menghambat fermentasi.

Meskipun jumlah garam yang dipakai dalam pembuatan roti sedikit, tetapi mempunyai fungsi yang tidak kalah pentingnya dengan bahan-bahan lainnya. Penimbangan garam harus dilakukan seteliti mungkin jangan memakai sendok atau alat-alat sebagai takaran karena akan sangat besar pengaruhnya terhadap fermentasi (pekerjaan yeast). Selisih pemakaian lebih dari 1% sudah menghambat fermentasi.

Pada waktu penimbangan bahan-bahan jangan mencampur garam dengan yeast bersama-sama karena garam dapat mengganggu kerja yeast.  
Kualitas garam yang baik dalam pembuatan roti :
·   Kebersihan (bebas dari bahan-bahan yang tidak dapat larut).
·   Bebas dari zat-zat yang menggangu fermentasi.
·   Halus, tidak bergumpal-gumpal (lumps).
·   Cepat larut, larut sepenuhnya dalam air.
·   Harus bebas dari rasa pahit atau rasa yang tajam.
·   Harus semurni mungkin



Penyimpanan :
Disebabkan karena sifat garam yang akan menggumpal bila menyerap air maka untuk menghindari penggumpalan, garam halus harus disimpan di tempat kering.

4.            MINERAL YEAST FOOD

Biasanya terdiri dari 3 macam zat conditioning :
1).     Conditioning untuk air : Calsium (carbonat atau sulfat) dan magnesium (phospat atau chloride).
2).     Conditioning untuk yeast : Garam ammonium untuk makanan yeast.
3).     Conditioning untuk dough : Bahan pengoksidasi (bromate, vitamin C dan sebagainya untuk memperkuat gluten.

5.            GULA

Gula merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan roti, karena dapat memenuhi beberapa fungsi antara lain :
1).     Makanan Bagi Yeast
Gula merupakan makanan yang terpenting untuk yeast (disamping Nitrogen) yang tersedia dalam tepung terigu dan yang kita tambahkan juga dalam formula.
Gula dalam pembuatan roti adalah sebagai makanan yeast yang dianggap sebagai fungsi utamanya. Yeast memerlukan gula dalam proses fermentasi. Gula yang tersisa setelah proses fermentasi disebut sisa gula akan memberikan warna pada kulit dan rasa pada roti. Gula adalah sangat higroskopis (kemampuan untuk menahan air) sehingga dapat memperbaiki shelf life dari roti.
Memang pada dasarnya guala adalah makanan yeast karenanya akan mempercepat fermentasi sampai batas tertentu. Lebih dari 8% gulaakan menghambat fermentasi. 
2).     Penambah Gizi
Berfungsi sebagai penambah gizi berarti untuk mahluk-mahluk hidup yang dalam hal ini termasuk yeast.
3).     Memberikan rasa manis
4).     Mengatur fermentasi
5).     Memberikan warna kulit
6).     Menambah keempukan roti

Gula sebagai bahan penambah keempukan roti/kelembutan roti karena dengan bertambahnya jumlah gula didalam adonan berarti kita mengurangi waktu pemanggangan sehingga lebih banyak kadar air yang tertinggal dalam roti.
Gula pasir yang terdapat di pasar diperoleh dari tebu. Di beberapa negara dihasilkan dari bit gula. Gula pasir adalah 99% sakarosa murni. Sakarosa murni adalah istilah untuk gula tebu atau gula bit yang telah dibersihkan.




 Bila dilihat secara kimia, gula dibagi menjadi dua jenis :
1).    Gula sederhana, seperti : glukosa, fruktosa dan galaktosa.
2).    Gula majemuk, seperti : sakarosa, maltosa, laktosa dll.
Beberapa fungsi dalam produksi roti tidak dilaksanakan oleh gula tersebut pada saat dan tingkat yang sama.

            SUKROSA
Adalah gula yang berasal dari tebu atau bit.Besarnya partikel ada yang halus dan kasar, tergantung dari kebutuhan kita. Biasanya yang halus kita pergunakan untuk icing, filling dan lain-lain. Derajat kemanisan dari sukrosa adalah 100.

BROWN SUGAR
Adalah gula yang berasal dari pati jagung yang dihydrolisa dengan asam menjadi dextrin kemudian dextrose. Derajat kemanisan dari Gluka adalah 75.

Karena glukosa ini adalah gula yang langsung dapat dipakai oleh yeast, maka ia akan dapat sedikit mempercepat fermentasi.

LAKTOSA
Adalah gula yang terkandung dalam susu segar atau susu skim. Laktosa adalah gula yang tidak dipakai oleh yeast sehingga ia akan tertinggal dalam adonan sebagai sisa gula yang akan memberikan warna dan rasa manis pada hasil roti/kue.

MALTOSA
Adalah gula yang terdapat dalam malt syrup. Derajat kemanisannya 30.

INVERT SUGAR
Adalah campuran dari glukosa dan fruktosa (1 : 1) yang derajat kemanisannya lebih besar dari Sukrosa (125). Biasanya dipakai untuk memperpanjang umur roti (Shelf  life).

Sifat-sifat gula :
Hydrolysis: Gula majemuk seperti sarakosa dipecah menjadi bagian-bagian gula oleh enzim yang khas atau asam. Maltosa dan sarakosa dicairkan berturut-turut oleh enzim-enzime maltase dan invertase. Kedua enzim ini terdapat dalam ragi roti. Enzim-enzim ini bekerja di dalam adonan sebelum gula dapat meragi. Sarakosa dirubah menjadi dua macam gula sederhana yaitu fruktosa dan dextrosa, begitu cepatnya sehingga dapat terjadi dalam beberapa menit setelah mixing pencairan seluruhnya dan demikian sempurnanya sehingga praktis tidak ada sakarosa terlihat dalam roti. Hal sebaliknya terjadi pada laktosa, hamper seluruh laktosa tetap meningkat secara utuh dalam roti, sebab ragi tidak memiliki enzyme yang dapat mencairkan laktosa.

Kualitas Gula yang Baik :
1).        Bersih
2).        Berwarna putih



6.            SUSU

Fungsi Susu :
·         Menambah gizi
·         Memperkuat gluten-kalsium
·         Menambah absorpsi air sekitar 1% tiap 1% bahan padat
·         Menambah toleransi terhadap fermentas

               Protein yang terkandung di dalam susu :
   1.      Casein                                     75 – 80% dari total protein dalam susu
   2.      Lactalbumin                            20% dari protein dalam susu
   Mineral dalam susu :
·         Kalsium
·         Phospor
·         Besi
   Gula dalam susu :
·         Laktosa (4,75%) (tidak begitu manis, tida dapat diragikan oleh yeast, satu-satunya gula dalam susu).
   Vitamin dalam susu :
·         Mengandung semua vitamin

8.      TELUR

   Komposisi rata-rata dari telur


Telur Utuh
Kuning Telur
Putih Telur
Kadar air
73,0
50,0
86,0
Protein
14,0
17,0
12,0
Fat
12,0
31,0
0,2
Gula (sebagai glukosa)
0,2
0,2
0,4
Abu
1,0
1,5
1,0

Dalam penggunaan telur di dalam formula roti harus diperhitungkan kadar air yang terkandung dalam telur itu.

KUNING TELUR
Kuning telur adalah bagian yang lebih padat yang terkandung di dalamnya dan mengandung hampir semua fat dari telur itu. Kuning telur mengandung LECHITIN, ini berfungsi sebagai emulsifier. Meskipun bentuknya padat, kuning telur mengandung kadar air sebanyak 50%.

PUTIH TELUR
Putih telur mengandung 86% air di dalamnya. Biasanya putih telur yang lebih dekat ke kuning telur lebih kental sifatnya daripada putih telur yang dekat ke kulit telur.
Sifat creamingnya sangat baik tetapi jangan ada sedikit kuning telur yang terkandung di dalamnya atau lemak apapun juga.




Fungsi penggunaan telur dalam formula :
a.       Pengembangan
b.      Warna
c.       Rasa
d.      Gizi
e.       Richness (kaya)

9       LEMAK

Lemak disini diklasifikasikan dalam dua macam, yaitu lemak yang berbentuk padat pada temperatur kamar (Fat) dan lemak yang berbentuk cair pada temperatur kamar (Oil).

Adapun lemak padat (Fat) bermacam-macam tergantung pada titik cairnya yaitu berkisar pada 34ºC - 44ºC.
Menurut sumbernya lemak ada dua macam :
·         Lemak tumbuh-tumbuhan, titik cairnya rendah (Oil)
·         Lemak hewan, titik cairnya tinggi (fat)
Untuk mendapatkan lemak dengan titik cair tertentu dapat mencampur lemak tumbuhan dengan lemak hewan.
                  Jenis-Jenis Lemak :
1.HIDROGENASI LEMAK
      Yaitu suatu proses memasukkan gas Hidrogen (H2) kedalam lemak untuk mengontrol kepadatan lemak tersebut.
2.EMULSIFIED SHORTENING
      Yaitu lemak yang mengandung emulsifier (mono dan digliserida) untuk meningkatkan daya absorpi dan daya menahan air. Lemak ini cocok digunakan untuk creaming.
3.BUTTER
      Butter terbuat dari Fat yang terkandung dalam susu. Kadar fat kira-kira 80%. Kadar garam dalam butter harus diperhatikan terutama untuk roti-roti beragi. Dimana kelebihan garam akan menghambat fermentasi.
4.MARGARINE
      Margarine terbuat dari lemak tumbuhan dan seperti halnya butter, margarine juga mengandung sekitar 80% fat. Sifat dari margarine adalah lunak dan biasanya mengandung emulsifier untuk sifat creamingnya.
·   Fat                                           min 80%
·   Air                                           max 20%
·   Garam                                     2% - 4%

5.      PASTRY MARGARINE
Pastry margarine adalah margarine yang mempunyai titik cair lebih tinggi dari margarine biasa. Pastry margarine dipakai untuk membuat Danish Pastry dimana kita menghendaki margarine yang lebih keras/plastik untuk roll-in sehingga margarine tidak cepat meleleh. Sebab kalau margarine tersebut meleleh akan masuk ke dalam adonan dan tidak akan membentuk lapisan-lapisan lemak dalam adonan. 



6.      PUFF PASTRY (SHORTENING)
Yaitu lemak yang mempunyai titik cair diantara lemak-lemak pastry margarine lainnya. Digunakan untuk membuat puff pastry tersebut lebih keras dibandingkan dengan Sweet Dough/Danish Pastry.


PENYIMPANAN
Lemak (Fat atau Oil) akan menjadi tengik/busuk bukan disebabkan dengan bakteri-bakteri tetapi disebabkan efek sinar, panas, udara dan udara. Jadi busuknya fat oil itu karena proses oksidasi. Karenanya penyimpanan dari lemak halus diperhatikan, harus ditempat yang sejuk, gelap, bersih dan jauh dari bahan-bahan yang mempunyai bau yang kuat seperti bumbu dan lain sebagainya karena sangat mudah menyerap bau-bau asing disekitarnya. Butter harus disimpan dalam lemari es/refrigerator. 

8 komentar:

Unknown mengatakan...

bagus sekali artikelyaa.

Syamsuri mengatakan...

Semoga bermanfaat bagi semua yang membacanya

Syamsuri mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Syamsuri mengatakan...

Trima kasih ilmunya

NONTON FILM ONLINE mengatakan...

trimaksih gan buat penjelasanya sangat bermanfaat sekali,,

Unknown mengatakan...

Terimakasih ilmunya,sangat membantu sekali😊

Dila mengatakan...

Trimakasihhh ilmunyaaa

Unknown mengatakan...

makasi ka